Jumat, 20 Januari 2012

THAT GIRL (ME PART III)


That Girl
“cepat... atau kutinggal kau hahha...” suara anak-anak di jalan depan rumahku pagi itu. Aku tidak menyangka ini Hari ke-3 ku di sekolah baru. Kuraih tas-ku kulangkahkan kaki-ku keluar dari pagar rumah, tiba-tiba Daren memanggilku. Aku berhenti sejenak,
“Chris! kita pergi sama-sama yah, kuantar kau kesekolah” katanya sambil mengeluarkan motornya, hendak pergi juga.
“tidak perlu repot-repot ‘Kak. Nanti kau terlambat.” Kataku pelan sambil berjalan meninggalkannya.
Aku tidak butuh diantar-antar seperti anak kecil. Lagipula aku tidak mau mencari masalah dengan orang tuaku jika nanti Daren terlambat. Sambil berjalan dengan pikiran kosong aku mendengar lagi suara dari belakangku “Heyyy... heyy...” sepertinya dia memanggilku, kutoleh kepalaku kulihat seorang anak perempuan berlari terengah-engah mengejarku. Aku berhenti menunggunya dengan perasaan heran. Ia menghampiriku sambil terengah-engah memegangi lututnya. Saat aku hendak menanyakan siapa dia,masih sambil terngah-engah ia mendongakkan kepalanya. Pandangan kami bertemu. Aku memiringkan kepalaku saat menatapnya. Ah ya aku ingat dia anak perempuan yang dihari pertama MOS kuantar ke UKS. Aku lupa akan semua disekeliling-ku, kupandangi dia lekat-lekat.
“ada apa? Ada apa? Ada yang aneh diwajahku? Ada apa diwajahku?” tanyanya bertubi-tubi sambil memegangi wajahnya karena tatapan-ku yang mungkin agak aneh.
“ah.. tidak, maaf aku hanya... baru saja teringat sesuatu. Kau, yang waktu itu di UKS kan?” tanyaku sedikit ragu.
“ya... ternyata kau masih ingat  pada-ku” jawabnya dengan senyum di wajahnya.
“oh ya.. maaf membuatmu berhenti, aku hanya ingin mengajakmu pergi ke sekolah bersama, ayo cepat kita sudah hampir terlambat” sambungnya tanpa basa-basi sambil menarik lenganku.
Aku yang kebingungan hanya berjalan saja mengikutinya. Aku hendak menepis tangannya dari lenganku tapi cengkraman kedua tangannya sangat erat di lenganku. Dalam hatiku aku berpikir, aku bahkan belum tahu siapa namanya tapi tingkahnya seolah ia telah mengenalku. Sepertinya aku menemukan satu lagi orang aneh setelah Kyle. Sesampainya di depan pagar sekolah aku menghentikan langkahku. Ia pun berhenti, menatapku dan bertanya mengapa aku berhenti. Aku menatapnya sambil menunjuk tangannya di lengan-ku. Sepertinya dia juga tidak sadar akan hal itu, melihat dia yang dengan cepat menarik tangannya dan melontarkan maaf. Aku hanya tertawa kecil saja melihatnya.
Aku pun melanjutkan langkahku menuju kelas-ku dan melupakan anak perempuan tadi. Kalau kalian bertanya mengapa aku tidak menanyakan namanya, itu karena aku merasa itu tidak perlu. Saat tinggal beberapa langkah lagi menuju pintu kelas aku menyadari ada yang membuntutiku. Aku sedikit heran melihat ternyata anak perempuan tadi berjalan dibelakangku. Aku berhenti.
“dimana kelasmu? Kenapa mengikutiku?” tanyaku datar.
”Aku ‘kan satu kelas denganmu!!” jawabnya dengan pipi yang sedikit digembungkan dan nada yang sedikit tinggi.
“Kenapa kau sampai bisa tidak tau kita sekelas?” sambungnya.
“Maaf, aku tidur saat perkenalan...” jawabku enggan.
“Hah?? Yang benar saja!!” katanya dengan sedikit keras. Aku dapat melihat expresi kaget diwajahnya.
“jadi kau tidak tau siapa namaku?” tanyanya lagi.
“memangnya kau tau siapa aku” balasku mengetesnya.
“tentu saja bodoh! Kau Chris Dylan, lulusan Hawthorne elementary!” jawabnya dengan percaya diri. Anak ini aneh, aku tidak bermaksud menyuruhnya menyebutkan siapa aku.
“aku Megan. Megan Lee” ujarnya sambil menarik tanganku. “Lee?” dia campuran pikirku dalam hati.
“mulai sekarang kita berteman, dan kita akan selalu pergi bersama” katanya dengan senyum yang menyungging di wajahnya. Aku sedikit terkejut mendengar hal ini. Ternyata benar dia juga orang aneh, sama seperti Kyle. Aku memalingkan mukaku tanpa menanggapi pernyataannya itu, lalu melangkah. Ia mengejarku sambil berjalan ia memiringkan kepalanya sambil menatapku dalam-dalam. Aku mempercepat langkahku, ia juga mempercepat langkahnya. Ia seperti setan Double Ganger saat itu.
“Hentikan itu Meg!” teriakku diikuti dengan tawa kecilnya. Kami pun akhirnya menginjakkan kaki di kelas. Tanpa mempedulikan sekelilingku aku segera duduk dibangkuku. Disamping Kyle yang sedari tadi aku masuk bersama Meg, terus menatapku. Yah aku tidak menyangka aku bisa mendapatkan teman di sekolah ini. Ada sedikit rasa bahagia dan bingung berputar di hatiku.

0 komentar:

Posting Komentar